Belum keUkraina Kedatangan Presiden Jokowi Distop, Zelensky Ngaku Negaranya Dikepung Rudal
Belum ke Ukraina kedatangan Jokowi distop Zelensky ngaku negaranya dikepung rudal.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan ke Ukraina.
Namun jelang kedatangan Jokowi, kondisi Ukraina justru dikabarkan semakin mencekam.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kondisi Ukraina jelang beberapa konferensi tingkat tinggi.
Di waktu yang sama dengan jadwal kedatangan presdien RI Jokowi, Zelensky menyebut situasi perang di Ukraina dalam kondisi yang sulit.
“Ini adalah tahap perang yang sulit, sulit secara moral dan emosional,” ujar Zelensky dalam sebuah pernyataan, Minggu (26/6).
Zelensky menyebut penghancuran infrastruktur masih berlanjut, dan serangan rudal Rusia masih berlangsung.
© Disediakan oleh Tribunnewsmaker.comPresiden Jokowi dan Volodymyr Zelensky. Jelang kedatangan Jokowi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kondisi negaranya semakin mencekam. (Handover)
“Ini bukan hanya penghancuran infrastruktur. Ini juga merupakan tekanan yang sangat sinis untuk emosi rakyat kami,” ucap Zelensky.
“Saya akan berpartisipasi dalam KTT G7 pada hari Senin, dan KTT NATO akan berlangsung minggu depan. Sebanyak 45 rudal dalam waktu setengah hari menjelang pertemuan semacam itu,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi juga akan hadiri KTT G7.
Usai hadiri KTT, Jokowi disebut akan berkunjung ke dua negara yang tengah berperang: Rusia dan Ukraina.
Di sana Jokowi disebut akan menemui dua presiden, Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.
Pengamanan Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan berkunjung ke dua negara yang tengah terlibat perang, yakni Ukraina dan Rusia pada akhir Juni 2022 ini.
Adapun agenda Presiden Jokowi menemui kedua pimpinan negara itu adalah mencoba berkontribusi untuk mendorong perdamaian dan sebagai wujud kepedulian terhadap isu kemanusiaan.
Pertemuan bilateral dengan Ukraina dan Rusia merupakan buntut dari undangan Ketua G7 (Jerman) untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau pada tanggal 26-27 Juni 2022.
Beberapa negara non-G7 atau disebut G-7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 adalah Indonesia, India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan.
Dalam rilis pers Kementerian Luar Negeri RI, Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan para Leaders G7 dan Leaders negara undangan.
"Permintaan pertemuan bilateral banyak sekali diterima presiden dan tentunya semaksimal mungkin akan diatur," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dikutip dari Kompas.com.
"Dalam G7 Summit for Partner Countries tersebut, salah satu isu yang akan dibahas adalah mengenai masalah pangan. Isu pangan, energi dan keuangan akhir-akhir ini terus menjadi pembicaraan dunia. Di tengah upaya pemulihan ekonomi pasca-Covid-19, terjadi perang di Ukraina, yang dampaknya dirasakan seluruh dunia," tambahnya.
Setelah dari Jerman, Jokowi pun langsung bertolak untuk mengunjungi Ukraina dan Rusia.
Lantas, apa saja fakta menarik dibalik kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia itu?
Kunjungan Pemimpin Asia Pertama sejak Perang
Menurut Retno, kunjungannya itu menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan perang.
"Dampak perang dirasakan semua negara terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah, Indonesia pun harus terus mendorong spirit perdamaian," ungkap Retno.
Terjunkan 39 Paspampres, Bawa Senjata Laras Panjang
Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menerjunkan 39 personel untuk mengawal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam lawatannya ke Ukraina dan Rusia pada akhir bulan ini.
39 personel tersebut terdiri dari tim penyelamatan (Matan), tim utama (main group) dan tim pendahulu (advance).
"Kalau kita sendiri yang melekat ke beliau ada 19 ditambah yang matan-nya (tim penyelamatan) sendiri 10 di sana, berarti 29 ditambah dengan 10 orang uang sudah stanby di sana," kata Komandan Paspampres Mayjen Tri Budi Utomo, Kamis, (23/6/2022), dilansir Tribunnews.com.
Sejumlah perlengkap akan dibawa Paspampres dalam mengawal Presiden, di antaranya helm, rompi anti peluru, hingga senjata laras panjang.
Pihak Ukraina, kata Tri, memperbolehkan Paspampres membawa senjata laras panjang dengan amunisi tidak terbatas.
"Untuk senjata yang biasanya kita tidak menggunakan senjata laras panjang dari pihak Ukraina juga sudah memberi kita keleluasaan untuk membawa senjata laras panjang sesuai dengan jumlah personil Paspampres kita dengan amunisi yang tidak terbatas," katanya.
Paspampres sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan KBRI di Ukraina dan Rusia untuk pengawalan presiden nantinya.
Tri mengatakan, sebelum presiden berangkat, tim pendahulu Paspampres akan diberangkatkan.
"Tim advande rencananya hari ini rencananya nanti kami cek lagi. Mohon doanya," jelasnya.
39 Paspampres Terdiri dari Tim Elite TNI
Selain itu, Tri menuturkan, 39 paspampres yang diterjunkan terdiri dari sejumlah pasukan elite yang dimiliki oleh TNI.
Mulai dari Kopassus (TNI AD), Detasemen Jalamagkara/Denjaka (TNI AL), dan Kopaskhas/Kopasgat (TNI AU).
"Paspampres ini banyak terdiri dari pasukan pasukan khusus juga sehingga alhamdulillah kita juga tidak terlalu khawatir karena Paspampres ini ada dari Kopassus, ada dari Denjaka, ada dari Paskhas. Alhamdulillah kita percaya diri," katanya.
Berangkat Tanggal 26 Juni Menaiki Pesawat Garuda
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menuturkan, Presiden Jokowi mulai berangkat mengunjungi berbagai negara pada Minggu (26/6/2022).
"Iya berangkat tanggal 26 (Juni)," ujar Heru, dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/6/2022).
Heru juga menyampaikan, dalam kunjungan ke sejumlah negara kali ini, Presiden dan rombongan akan kembali menggunakan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 777-300ER yang dicarter.
Pesawat tersebut sebelumnya juga digunakan Jokowi ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri KTT khusus ASEAN-AS pada Mei 2022.
Pesawat yang sama juga digunakan Jokowi saat bertolak ke Roma, Italia, dalam rangka KTT G20 pada 2021.
"Betul pesawat sama," kata Heru.
(TribunPalu.com)