Mengenal Quiet Firing, Cara Licik Perusahaan Bikin Karyawan Resign
Fenomena quiet firing biasa dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja untuk pemecatan secara diam-diam. Perilaku tersebut tentunya memiliki dampak yang signifikan bagi para pekerja. Lantas, apa itu quiet firing?
Quiet firing sendiri adalah perlakuan yang dilakukan oleh atasan terhadap pekerja atau karyawan yang membuat mereka merasa tidak mempunyai kompetensi di kantor, terisolasi, tidak diapresiasi sehingga membuat pekerja mengundurkan diri.
Hal-hal yang dilakukan oleh atasan misalnya, seperti kemajuan karier yang dihentikan, menolak kenaikan gaji, hingga kurangnya dukungan dari manajemen. Terlebih lagi, pemecatan secara diam-diam ini juga berarti sebagai tindakan atasan yang mengabaikan karyawan secara perlahan, sehingga membuat karyawan tersebut merasa tidak betah dan akan berhenti dengan sendirinya.
Nah, berikut untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai quiet firing beserta ciri-cirinya.
Apa itu quiet firing?
Dilansir Washington Post, quiet firing adalah fenomena dimana karyawan dilakukan pemberhentian atau pemecatan secara diam-diam dari atasan. Hal tersebut dilakukan oleh sebuah perusahaan agar mereka tidak perlu memberikan pesangon maupun maupun hal lainnya yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Fenomena ini bisa dilakukan dengan perusahaan yang secara sengaja menciptakan lingkungan kerja yang buruk sehingga karyawan merasa frustasi dan tidak betah, lalu karyawan mengundurkan diri.
Ciri-ciri quiet firing
1. Kemajuan karier yang dihentikan
Dilansir TIME, salah satu tanda pemecatan secara diam-diam yang paling sering dilakukan adalah kemajuan karier karyawan yang dihentikan. Dalam situasi quiet firing ini atasan atau manajer akan terus mengatakan bahwa Bunda tidak cocok pada posisi tersebut.
2. Menolak kenaikan gaji
Selanjutnya, seorang atasan atau manajer akan menolak permintaan kenaikan gaji. Bahkan, perusahaan dapat memberikan kenaikan gaji yang lebih rendah dari yang sudah diminta dengan itikad baik.
Penolakan ini mungkin merupakan taktik strategis untuk membuat karyawan merasa ingin mengganti pekerjaan dengan mencari gaji yang lebih baik.
3. Tidak mendapatkan umpan balik atau pujian
Pada hal ini, atasan atau manajer mungkin akan memberikan instruksi yang tidak jelas atau mengabaikan informasi penting. Selain itu, ia juga memungkinkan untuk tidak menanggapi pesan dan menolak memberikan kritik yang membangun.
4. Perlakuan tidak adil dan tidak setara
Perlakuan yang tidak adil dan tidak setara adalah salah satu tanda quiet firing. Perilaku ini seringkali terjadi dalam kasus quiet firing dengan membeda-bedakan rekan kerja secara mencolok.
5. Pengecualian dari tim
Hubungan antara rekan kerja adalah bagian penting dari kepuasan bekerja. Pengecualian dari tim ini adalah bagaimana manajer atau atasan mendorong rekan kerja untuk menjauhkan diri dari karyawan tersebut.
Hal ini tidak melulu dengan perilaku antara karyawan yang bersikap dingin. Melainkan atasan atau manajer yang memberikan suatu kerjaan secara kelompok ke rekan lain, tetapi memberikan kerjaan solo kepada karyawan yang menjadi target quiet firing.
6. Kurangnya dukungan dari manajemen
Kurangnya dukungan dari manajemen adalah salah satu tanda peringatan paling signifikan dari pemecatan diam-diam. Mungkin para pemimpin secara konsisten gagal memberikan informasi atau sumber daya penting kepada karyawan, bahkan atas permintaan.
Kemungkinan besar, manajer menahan dorongan dan tidak berusaha memotivasi karyawan atau mengarahkan mereka menuju tantangan dan peluang baru.
Atasan tidak menawarkan bantuan dalam memecahkan masalah dan menolak untuk membela anggota tim dari pengawasan atau penolakan dari anggota tim lainnya.
7. Peningkatan birokrasi
Pemecatan secara tiba-tiba bisa dilakukan dengan peningkatan birokrasi, yang dimana atasan akan memberikan tambahan pekerjaan yang sangat berat, bahkan tidak memungkinkan. Semuanya menjadi jauh lebih sulit dari yang seharusnya, dan pekerja dengan cepat menjadi frustrasi.
Apa yang perlu dilakukan jika jadi korban?
1. Bicaralah dengan atasan atau manajer
Bicaralah dengan pimpinan dan dukung diri sendiri untuk melakukan perubahan. Minta waktu pada perusahaan untuk benar-benar melakukan perubahan.
2. Meminta bantuan orang lain untuk mendukung
Akar dari quiet firing adalah komunikasi yang buruk. Bunda bisa membicarakan pemberhentian secara tiba-tiba kepada atasan bersama rekan kerja yang mengetahui kinerja kerja secara baik.
3. Mengerjakan kerjaan dengan baik
Pekerja harus membiasakan diri untuk selalu memberikan kinerja yang terbaik. Mulai dari mengerjakan pekerjaan tepat waktu, disiplin, dan rajin.